Tiket masuk pelajaran sejarah untuk XII IPA SMANIKE
REFORMASI PART 2 LKS
REFOMASI :
Pengertian :
..............................................................................................................................................................................................
Tujuan :
................................................................................................................................................................................................
Agenda :
................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Kebinet reformasi :
.............................................................................................................................................................................................
Pro kontra pengangkatan BJ Habibie sebagai presiden RI disebabkan karena :
...............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Bacalah biografi berikut ini !
BACHRUDDIN JUSUF
HABIBIE
Masa muda
Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal
sebagai BJ Habibie (73 tahun) merupakan pria Pare-Pare (Sulawesi Selatan)
kelahiran 25 Juni 1936. Habibie menjadi Presiden ke-3 Indonesia selama 1.4
tahun dan 2 bulan menjadi Wakil Presiden RI ke-7. Habibie merupakan “blaster”
antara orang Jawa [ibunya] dengan orang Makasar/Pare-Pare [ayahnya].
Foto : BJ Habibie
Dimasa kecil, Habibie telah menunjukkan kecerdasan dan semangat tinggi pada
ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya Fisika. Selama enam bulan, ia kuliah
di Teknik Mesin Institut
Teknologi Bandung (ITB), dan dilanjutkan ke
Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule – Jerman pada 1955. Dengan dibiayai
oleh ibunya, R.A. Tuti Marini Puspowardoyo, Habibie muda menghabiskan 10
tahun untuk menyelesaikan studi S-1 hingga S-3 di Aachen-Jerman.Berbeda dengan
rata-rata mahasiswa Indonesia yang mendapat beasiswa di luar negeri, kuliah
Habibie (terutama S-1 dan S-2) dibiayai langsung oleh Ibunya yang melakukan
usaha catering dan indekost di Bandung setelah ditinggal pergi suaminya (ayah
Habibie). Habibie mengeluti bidang Desain dan Konstruksi Pesawat di Fakultas
Teknik Mesin. Selama lima tahun studi di Jerman akhirnya Habibie memperoleh
gelar Dilpom-Ingenenieur atau diploma teknik (catatan : diploma teknik di
Jerman umumnya disetarakan dengan gelar Master/S2 di negara lain) dengan
predikat summa cum laude.
Pak Habibie melanjutkan program doktoral setelah menikahi teman SMA-nya,
Ibu Hasri Ainun Besari pada tahun 1962. Bersama dengan istrinya tinggal di
Jerman, Habibie harus bekerja untuk membiayai biaya kuliah sekaligus biaya
rumah tangganya. Habibie mendalami bidang Desain dan Konstruksi Pesawat
Terbang. Tahun 1965, Habibie menyelesaikan studi S-3 nya dan mendapat gelar
Doktor Ingenieur (Doktor Teknik) dengan indeks prestasi summa cum
laude.
Karir di Industri
Selama menjadi mahasiswa tingkat doktoral, BJ Habibie
sudah mulai bekerja untuk menghidupi keluarganya dan biaya studinya. Setelah
lulus, BJ Habibie bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm atau MBB Hamburg
(1965-1969 sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur
Pesawat Terbang, dan kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada
industri pesawat terbang komersial dan militer di MBB (1969-1973). Atas kinerja
dan kebriliannya, 4 tahun kemudian, ia dipercaya sebagai Vice President sekaligus
Direktur Teknologi di MBB periode 1973-1978 serta menjadi Penasihast Senior
bidang teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978 ). Dialah menjadi satu-satunya orang Asia
yang berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang Jerman
ini.
Sebelum memasuki usia 40 tahun, karir Habibie sudah
sangat cemerlang, terutama dalam desain dan konstruksi pesawat terbang. Habibie
menjadi “permata” di negeri Jerman dan iapun mendapat “kedudukan terhormat”,
baik secara materi maupun intelektualitas oleh orang Jerman. Selama bekerja di
MBB Jerman, Habibie menyumbang berbagai hasil penelitian dan sejumlah teori
untuk ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang Thermodinamika, Konstruksi dan
Aerodinamika. Beberapa rumusan teorinya dikenal dalam dunia pesawat terbang
seperti “Habibie Factor“, “Habibie Theorem” dan “Habibie
Method“.
Kembali ke
Indonesia
Pada tahun 1968, BJ Habibie telah mengundang sejumlah
insinyur untuk bekerja di industri pesawat terbang Jerman. Sekitar 40
insinyur Indonesia akhirnya dapat bekerja di MBB atas rekomendasi Pak Habibie.
Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan skill dan pengalaman (SDM) insinyur
Indonesia untuk suatu saat bisa kembali ke Indonesia dan membuat produk
industri dirgantara (dan kemudian maritim dan darat). Dan ketika (Alm) Presiden
Soeharto mengirim Ibnu Sutowo ke Jerman untuk menemui seraya membujuk Habibie
pulang ke Indonesia, BJ Habibie langsung bersedia dan melepaskan jabatan,
posisi dan prestise tinggi di Jerman. Hal ini dilakukan BJ Habibie demi memberi
sumbangsih ilmu dan teknologi pada bangsa ini. Pada 1974 di usia 38 tahun,
BJ Habibie pulang ke tanah air. Iapun diangkat menjadi penasihat
pemerintah (langsung dibawah Presiden) di bidang teknologi pesawat
terbang dan teknologi tinggi hingga tahun 1978. Meskipun demikian dari tahun
1974-1978, Habibie masih sering pulang pergi ke Jerman karena masih menjabat
sebagai Vice Presiden dan Direktur Teknologi di MBB.
Habibie mulai benar-benar fokus setelah ia melepaskan jabatan tingginya di
Perusahaan Pesawat Jerman MBB pada 1978. Dan sejak itu, dari tahun 1978
hingga 1997, ia diangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek)
sekaligus merangkap sebagai Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Disamping itu Habibie juga diangkat sebagai Ketua Dewan Riset Nasional dan
berbagai jabatan lainnya.
Pesawat CN-235 karya IPTN milik AU Spanyol
Ketika menjadi Menristek, Habibie mengimplementasikan visinya yakni membawa Indonesia menjadi negara
industri berteknologi tinggi. Ia mendorong adanya lompatan dalam strategi
pembangunan yakni melompat dari agraris langsung menuju negara industri maju.
Visinya yang langsung membawa Indonesia menjadi negara Industri mendapat
pertentangan dari berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri yang
menghendaki pembangunan secara bertahap yang dimulai dari fokus investasi di
bidang pertanian. Namun, Habibie memiliki keyakinan kokoh akan visinya, dan ada
satu “quote” yang terkenal dari Habibie yakni :
“I have some figures which compare the cost of one kilo of airplane
compared to one kilo of rice. One kilo of airplane costs thirty thousand US
dollars and one kilo of rice is seven cents. And if you want to pay for your
one kilo of high-tech products with a kilo of rice, I don’t think we have
enough.” (Sumber : BBC:
BJ Habibie Profile -1998.)
Kalimat diatas merupakan senjata Habibie untuk
berdebat dengan lawan politiknya. Habibie ingin menjelaskan mengapa industri
berteknologi itu sangat penting. Dan ia membandingkan harga produk dari
industri high-tech (teknologi tinggi) dengan hasil pertanian. Ia menunjukkan
data bahwa harga 1 kg pesawat terbang adalah USD 30.000 dan 1 kg beras adalah 7
sen (USD 0,07). Artinya 1 kg pesawat terbang hampir setara dengan 450 ton
beras. Jadi dengan membuat 1 buah pesawat dengan massa 10 ton, maka akan
diperoleh beras 4,5 juta ton beras.Pola pikir Pak Habibie disambut dengan baik
oleh Pak Harto.Pres. Soeharto pun bersedia menggangarkan dana ekstra dari APBN
untuk pengembangan proyek teknologi Habibie. Dan pada tahun 1989, Suharto
memberikan “kekuasan” lebih pada Habibie dengan memberikan kepercayaan Habibie
untuk memimpin industri-industri strategis seperti Pindad, PAL, dan PT IPTN.
Habibie menjadi RI-1
Secara
materi, Habibie sudah sangat mapan ketika ia bekerja di perusahaan MBB Jerman.
Selain mapan, Habibie memiliki jabatan yang sangat strategis yakni Vice
President sekaligus Senior Advicer di perusahaan high-tech
Jerman. Sehingga Habibie terjun ke pemerintahan bukan karena mencari uang
ataupun kekuasaan semata, tapi lebih pada perasaan “terima kasih” kepada negara
dan bangsa Indonesia dan juga kepada kedua orang tuanya. Sikap serupa pun
ditunjukkan oleh Kwik Kian Gie,
yakni setelah menjadi orang kaya dan makmur dahulu, lalu Kwik pensiun dari
bisnisnya dan baru terjun ke dunia politik. Bukan sebaliknya, yang banyak
dilakukan oleh para politisi saat ini yang menjadi politisi demi mencari
kekayaan/popularitas sehingga tidak heran praktik korupsi menjamur.
Tiga tahun setelah kepulangan ke Indonesia, Habibie (usia 41 tahun)
mendapat gelar Profesor Teknik dari ITB. Selama 20 tahun menjadi Menristek,
akhirnya pada tanggal 11 Maret 1998, Habibie terpilih sebagai Wakil Presiden RI
ke-7 melalui Sidang Umum MPR. Di masa itulah krisis ekonomi (krismon) melanda
kawasan Asia termasuk Indonesia. Nilai tukar rupiah terjun bebas dari Rp 2.000
per dolar AS menjadi Rp 12.000-an per dolar. Utang luar negeri jatuh
tempo sehinga membengkak akibat depresiasi rupiah. Hal ini diperbarah oleh
perbankan swasta yang mengalami kesulitan likuiditas. Inflasi meroket diatas
50%, dan pengangguran mulai terjadi dimana-mana.
Pada saat bersamaan, kebencian masyarakat memuncak dengan sistem orde baru
yang sarat Korupsi, Kolusi, Nepotisme yang dilakukan oleh kroni-kroni Soeharto
(pejabat, politisi, konglomerat). Selain KKN, pemerintahan Soeharto tergolong
otoriter, yang menangkap aktivis dan mahasiswa vokal.
Dipicu penembakan 4 orang mahasiswa (Tragedi Trisakti) pada 12 Mei
1998, meletuslah kemarahan masyarakat terutama kalangan aktivis dan mahasiswa
pada pemerintah Orba. Pergerakan mahasiswa, aktivis, dan segenap masyarakat
pada 12-14 Mei 1998 menjadi momentum pergantian rezim Orde Baru pimpinan Pak
Hato. Dan pada 21 Mei 1998, Presiden Soeharto terpaksa mundur dari jabatan
Presiden yang dipegangnya selama lebih kurang 32 tahun. Selama 32 tahun itulah,
pemerintahan otoriter dan sarat KKN tumbuh sumbur. Selama 32 tahun itu pula,
banyak kebenaran yang dibungkam. Mulai dari pergantian Pemerintah Soekarno (dan
pengasingan Pres Soekarno), G30S-PKI, Supersemar, hingga dugaan konspirasi
Soeharto dengan pihak Amerika dan sekutunya yang mengeruk sumber kekayaan alam
oleh kaum-kaum kapitalis dibawah bendera korpotokrasi (termasuk CIA, Bank Duni,
IMF dan konglomerasi).
Soeharto mundur, maka Wakilnya yakni BJ Habibie pun diangkat menjadi
Presiden RI ke-3 berdasarkan pasal 8 UUD 1945. Namun, masa jabatannya sebagai
presiden hanya bertahan selama 512 hari. Meski sangat singkat, kepemimpinan
Presiden Habibie mampu membawa bangsa Indonesia dari jurang kehancuran akibat
krisis. Presiden Habibie berhasil memimpin negara keluar dari dalam keadaan
ultra-krisis, melaksanankan transisi dari negara otorian menjadi demokrasi.
Sukses melaksanakan pemilu 1999 dengan multi parti (48 partai), sukses membawa
perubahan signifikn pada stabilitas, demokratisasi dan reformasi di Indonesia.
Habibie merupakan presiden RI pertama yang menerima banyak penghargaan
terutama di bidang IPTEK baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Jasa-jasanya dalam bidang teknologi pesawat terbang mengantarkan beliau
mendapat gelar Doktor Kehormatan (Doctor of Honoris Causa) dari berbagaai Universitas terkemuka dunia, antara lain Cranfield
Institute of Technology dan Chungbuk University.
Catatan-Catatan
Istimewa BJ Habibie
Habibie Bertemu Soeharto
“Laksanakan saja tugasmu dengan baik, saya doakan agar Habibie selalu
dilindungi Allah SWT dalam melaksanakan tugas. Kita nanti bertemu secara bathin
saja“, lanjut Pak Harto menolak bertemu dengan Habibie pada pembicaraan via
telepon pada 9 Juni 1998.
(Habibie : Detik-Detik yang
Menentukan. Halaman 293)
Salah satu pertanyaan umum dan masih banyak orang tidak mengetahui adalah
bagaimana Habibie yang tinggal di Pulau Celebes bisa bertemu dan akrab dengan
Soeharto yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya di Pulau Jawa?
Pertemuan pertama kali Habibie dengan Soeharto terjadi pada tahun 1950
ketika Habibie berumur 14 tahun. Pada saat itu, Soeharto (Letnan Kolonel)
datang ke Makasar dalam rangka memerangi pemberontakan/separatis di Indonesia
Timur pada masa pemerintah Soekarno. Letkol Soeharto tinggal berseberangan
dengan rumah keluarga Alwi Abdul Jalil Habibie. Karena ibunda Habibie merupakan
orang Jawa, maka Soeharto pun (orang Jawa) diterima sangat baik oleh keluarga
Habibie. Bahkan, Soeharto turut hadir ketika ayahanda Habibie meninggal.
Selain itu, Soeharto pun menjadi “mak comblang” pernikahan adik Habibie dengan
anak buah (prajurit) Letkol Soeharto. Kedekatan Soeharto-Habibie terus
berlanjut meskipun Soeharto telah kembali ke Pulau Jawa setelah berhasil
memberantas pemberontakan di Indonesia Timur.
Setelah Habibie menyelesaikan studi (sekitar 10 tahun) dan bekerja selama
hampir selama 9 tahun (total 19 tahun di Jerman), akhirnya Habibie dipanggil
pulang ke tanah air oleh Pak Harto. Meskipun ia tidak mendapat beasiswa
studi ke Jerman dari pemerintah, pak Habibie tetap bersedia pulang untuk
mengabdi kepada negara, terlebih permintaan tersebut berasal dari Pak Harto
yang notabene adalah ‘seorang guru’ bagi Habibie. Habibie pun memutuskan
kembali ke Indonesia untuk memberi ilmu kepada rakyat Indonesia, kembali untuk
membangun industri teknologi tinggi di nusantara.
Bersama Ibnu Sutowo, Habibie kembali ke Indonesia dan bertemu dengan
Presiden Soeharto pada tanggal 28 Januari 1974. Habibie mengusulkan beberapa
gagasan pembangunan seperti berikut:
- Gagasan pembangunan industri pesawat terbang nusantara sebagai ujung tombak industri strategis
- Gagasan pembentukan Pusat Penelitan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek)
- Gagasan mengenai Badan Pengkajian dan Penerapan Ilmu Teknologi (BPPT)
Gagasan-gagasan awal Habibie
menjadi masukan bagi Soeharto, dan mulai terwujud ketika Habibie menjabat
sebagai Menristek periode 1978-1998.
Namun, dimasa tuanya, hubungan Habibie-Soeharto tampaknya retak. Hal ini
dikarenakan berbagai kebijakan Habibie yang disinyalir “mempermalukan” Pak
Harto. Pemecatan Letjen (Purn) Prabowo Subianto dari jabatan Kostrad
karena memobilisasi pasukan kostrad menuju Jakarta (Istana dan Kuningan)
tanpa koordinasi atasan merupakan salah satu kebijakan yang ‘menyakitkan’ pak
Harto. Padahal Prabowo merupakan menantu kesayangan Pak Harto yang telah
dididik dan dibina menjadi penerus Soeharto. Pemeriksaan Tommy Soeharto sebagai
tersangka korupsi turut membuat Pak Harto ‘gerah’ dengan kebijakan pemerintahan
BJ Habibe, terlebih dalam beberapa kali kesempatan di media massa, BJ
Habibie memberi lampu hijau untuk memeriksa Pak Harto. Padahal Tommy
Soeharto merupakan putra “emas’ Pak Harto. Dan sekian banyak kebijakan
berlawanan dengan pemerintah Soeharto dibidang pers, politik, hukum hingga pembebasan
tanpa syarat tahanan politik Soeharto seperti Sri Bintang Pamungkas dan Mukhtar
Pakpahan.
Habibie : Bapak Teknologi Indonesia*
Pemikiran-pemikiran Habibie yang “high-tech” mendapat “hati” pak Harto.
Bisa dikatakan bahwa Soeharto mengagumi pemikiran Habibie, sehingga
pemikirannya dengan mudah disetujui pak Harto. Pak Harto pun setuju
menganggarkan “dana ekstra” untuk mengembangkan ide Habibie. Kemudahan akses
serta kedekatan Soeharto-Habibie dianggap oleh berbagai pihak sebagai bentuk
kolusi Habibie-Soeharto. Apalagi, beberapa pihak tidak setuju dengan pola pikir
Habibie mengingat pemerintah Soeharto mau menghabiskan dana yang besar untuk
pengembangan industri-industri teknologi tinggi seperti saran Habibie.
Tanggal 26 April 1976, Habibie mendirikan PT. Industri Pesawat Terbang
Nurtanio dan menjadi industri pesawat terbang pertama di Kawasan Asia
Tenggara (catatan : Nurtanio meruapakan Bapak Perintis Industri Pesawat
Indonesia). Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama
menjadi Industri
Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober 1985,
kemudian direkstrurisasi, menjadi Dirgantara Indonesia (PT DI) pada Agustuts
2000. Perlakuan istimewapun dialami oleh industri strategis lainnya seperti PT
PAL dan PT PINDAD.
Sejak pendirian industri-industri statregis negara, tiap tahun pemerintah
Soeharto menganggarkan dana APBN yang relatif besar untuk mengembangkan
industri teknologi tinggi. Dan anggaran dengan angka yang sangat besar
dikeluarkan sejak 1989 dimana Habibie memimpin industri-industri strategis.
Namun, Habibie memiliki alasan logis yakni untuk memulai industri berteknologi
tinggi, tentu membutuhkan investasi yang besar dengan jangka waktu yang lama.
Hasilnya tidak mungkin dirasakan langsung. Tanam pohon durian saja butuh 10
tahun untuk memanen, apalagi industri teknologi tinggi. Oleh karena itu,
selama bertahun-tahun industri strategis ala Habibie masih belum menunjukan
hasil dan akibatnya negara terus membiayai biaya operasi industri-industri
strategis yang cukup besar.
Industri-industri strategis ala Habibie (IPTN, Pindad, PAL) pada akhirnya
memberikan hasil seperti pesawat terbang, helikopter, senjata, kemampuan
pelatihan dan jasa pemeliharaan (maintenance service) untuk mesin-mesin pesawat,
amunisi, kapal, tank, panser, senapan kaliber, water canon, kendaraan
RPP-M, kendaraan combat dan masih banyak lagi baik untuk keperluan sipil maupun
militer.
Untuk skala internasional, BJ Habibie terlibat dalam berbagai proyek desain
dan konstruksi pesawat terbang seperti Fokker F 28, Transall C-130 (militer
transport), Hansa Jet 320 (jet eksekutif), Air Bus A-300, pesawat transport
DO-31 (pesawat dangn teknologi mendarat dan lepas landas secara vertikal),
CN-235, dan CN-250 (pesawat dengan teknologi fly-by-wire). Selain itu, Habibie
secara tidak langsung ikut terlibat dalam proyek perhitungan dan desain
Helikopter Jenis BO-105, pesawat tempur multi function, beberapa peluru kendali
dan satelit.
panser 6x6 buatan pindad
Karena pola pikirnya tersebut, maka saya menganggap beliau sebagai bapak
teknologi Indonesia, terlepaskan seberapa besar kesuksesan industri strategis
ala Habibie. Karena kita tahu bahwa pada tahun 1992, IMF menginstruksikan
kepada Soeharto agar tidak memberikan dana operasi kepada IPTN, sehingga pada
saat itu IPTN mulai memasuki kondisi kritis. Hal ini dikarenakan rencana
Habibie membuat satelit sendiri (catatan : tahun 1970-an Indonesia merupakan
negara terbesar ke-2 pemakaian satelit), pesawat sendiri, serta peralatan
militer sendiri. Hal ini didukung dengan 40 0rang tenaga ahli Indonesia yang
memiliki pengalaman kerja di perusahaan pembuat satelit Hughes Amerika akan
ditarik pulang ke Indonesia untuk mengembangkan industri teknologi tinggi di
Indonesia. Jika hal ini terwujud, maka ini akan mengancam industri teknologi
Amerika (mengurangi pangsa pasar) sekaligus kekhawatiran kemampuan teknologi
tinggi dan militer Indonesia.
Apa pendapatmu tentang tokoh BJ Habibie ?
...............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Sebagai siswa yang mengambil jurusan IPA , Nilai dan
teladan apa yang bisa kamu peroleh dari membaca biografi diatas !
............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Nama : ........................................................
Kelas : XII IPA.....
No
absen : .........................................................
nice blog.
BalasHapuskunjungi ittelkom-sby.ac.id