|
JUGUN IANFU
Sejarah kelam masa pendudukan
Jepang di Indonesia. Tidak hanya yang kalian baca di LKS, yaitu dampak
pendudukan jepang dibidang ekonomi, sosial, mliter, dan bahasa. Ada
sepenggal dampak pendudukan
jepang yang tidak tertulis di dalam buku2 teks
formal. Dampak menimpa perempuan2 Indonesia yang harus
terpaksa menjadi
pekerja sex untuk para tentara jepang.
Sejarah tidak mengajarkan
dendam. Sejarah dipelajari dengan tujuan agar manusia lebih bijaksana
dengan
mengambil hikmah dari kejadian masa lalu. Sejarah diajarkan supaya
kita bisa lebih mencintai tanah air kita.
Junggun ianfu sudah tiak ada
lagi sekarang. Tetapi kalu kita mau lebih teliti melihat dan memperhatikan
ada
benang merah yang masih terjadi smpai sekarang. Walaupu bentuknya lain,
keprihatinandan penderitaan
perempuan-perempuan Indonesia masih sering
terjadi. Mengapa...??? apakah kita tidak bisa belajar dari sejarah.
Bacalah 2 artikel berikut !
Setelah membaca isilah lembar
kerja berikut Ini !
Potong disni................................................................................................................................................
LEMBAR KERJA SISWA
Nama :
..........................................................
Kelas : ......................................................
No absen :
....................................................
Tulislah kesan-kesanmu
setelah membaca 2 artikel tentang junggun Ianfu !
.................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
Menurutmu mengapa sampai
terjdi perempuan- perempuan Indonesia menjadi korban menjadi junggun
ianfu? tulis alasanmu !
......................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
Tak inginkah kalian bangsa
kita menjadi bangsa yang disegani, dihormati, dan dihargai oleh bangsa-
bangsa
lain didunia. Masih adakah kekerasan terhadap perempuan-perempuan
Indoneis oleh bangsa lain ?
mengapa bisa terjadi ? Apa yang hrs kita
lakukan supaya tidak terjadi lagi kekerasan terutama kepada
perempuan-prempuan Indonesia 0leh bangsa lain ? tuliskan pendapatmu !
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.
................................................................................................
ARTIKEL 1
MEMOIR OF JUNGGUN IANFU
Suatu saat Kim Hak Sun, seorang wanita pemberani dari Korea
Selatan pada tahun 1991 membuka suara tentang perlakuan para tentara Jepang
di masa perang Dunia II. Dari penuturannya tersebut, dunia tersentak.
Kim Hak Sun menceritakan kisahnya sebagai budak nafsu para tentara Jepang
yang menginvasi wilayah Korea dan sekitarnya di awal tahun 1940-an. Kisah
hidupnya ini segara membuka mata dunia bahwa pasukan tentara Jepang di era
PD II ternyata meninggalkan luka yang mendalam bagi kaum wanita di Asia.
Dari sinilah, para mantan Jugun Ianfu diseluruh Asia segera memberanikan
diri membuka suara. Wanita-wanita dari Korea, Taiwan, Thailand, Filiphina,
Malaysia dan Indonesia segera membuka suaranya. Untuk di Asia Tenggara
sendiri, para mantan Jugun Ianfu banyak terdapat di Indonesia. Ada ribuan
wanita yang telah menjadi saksi bisu kekejian tentara Jepang pada era PD
II.
Mereka yang telah ditelantarkan selama puluhan tahun tanpa tahu harus
kemana mengadu. Saya jadi ingat cerita teman saya tahun lalu. Pada saat
natal tahun 2006, teman saya mengunjungi kampung halamannya di Blitar, Jawa
Timur. Suatu saat ia mengunjungi sebuah panti jompo yang ternyata menampung
para mantan Jugun Ianfu. Ia bercerita bahwa ada beberapa orang mantan Jugun
Ianfu yang mengalami gangguan kejiwaan. Ada yang selalu tersenyum,
tiba-tiba tertawa dan kemudian menangis setiap ia bertemu dengan seorang
pria yang tidak ia kenal. Kenangan masa silamnya yang sangat menyiksa batin
dan otaknya, mempengaruhi perkembangan jiwanya kini. Dan ada juga menurut
teman saya, para mantan Jugun Ianfu yang tidak diterima masyarakat. Ia
dicampakan oleh masyarakat karena sebagai mantan budak nafsu tentara
Jepang. Ia diasingkan oleh masyarakat dan bahkan oleh keluarganya sendiri.
Ia harus berjuang hidup dan sampai hari ini apabila beliau masih diberikan
nafas oleh Yang Maha Kuasa, mungkin beliau masih hidup dalam kesendirian
tanpa sanak saudara di panti jompo tersebut. Teman saya sampai menangis
sewaktu bercerita kepada saya.
Barusan saja saya menonton tayangan tentang kisah kehidupan para mantan
Jugun Ianfu disebuah televisi swasta yang menjadi inspirasi buat saya untuk
membuat tulisan ini. Beberapa diantaranya masih hidup. Salahsatu yang masih
hidup saat ini berasal dari Cimahi, Ia diculik oleh tentara Jepang pada
saat ia masih berumur 16 tahun. Kemudian ia dibawa kesebuah camp tentara
Jepang dan disana ia diperiksa kesehatannya plus kegadisannya. Setelah
lolos cek kesehatan, malam harinya Ia dipaksa melayani para tentara Jepang.
Dan saat itulah ia kehilangan kegadisannya di umur yang masih belia, Ia
sangat shock sekali sehingga memilih bunuh diri saja malam itu. Ketakutan
yang amat sangat terpancar dari wajahnya pada saat ia menceritakan kisah
hidupnya yang tragis tersebut.
Dalam satu hari, ia harus mampu melayani 10 - 15 lelaki dan kalau malam ia
harus melayani para opsir (kepala tentara) pasukan jepang. Apabila ia tidak
mau melakukan hubungan seksual dengan mereka maka ia akan dipukuli.
Beberapa kali ia mencoba menghabisi nyawanya karena ia sudah tidak kuat
lagi.
Ada lagi mantan Jugun Ianfu yang berasal dari Banjarmasin, karena harus
dipaksa melayani nafsu bejat para tentara Jepang. Rahimnya harus diangkat,
karena sudah rusak dan dikhawatirkan merusak kesehatannya. Hingga kini,
beliau tidak mempunyai anak dan suami. Sahabatnya yang juga mantan Jugun
Ianfu telah wafat beberapa tahun yang lalu dan kini ia harus hidup mandiri.
Kisah hidupnya sangat tragis, saya membayangkan betapa sakitnya serta sedih
yang tiada tara semasa diangkat rahimnya. Kehormatannya sebagai seorang
wanita telah raib akibat kekejian tentara Jepang.
Pengakuan mantan Jugun Ianfu dari Blitar lain lagi, ia dipaksa menjadi
Jugun Ianfu sewaktu ia masih berumur 10 tahun. Dari tahun 1942 – 1945, ia
harus berada di camp Jugun Ianfu yang berlokasi disebuah daerah di
Surabaya. Tiap malam ia harus melakukan hubungan badan dengan para tentara
Jepang. Dan pada saat para tentara itu mabuk, ia harus rela disiksa oleh
mereka. Selama 3 tahun ia menjadi pelayan nafsu bejat tentara Jepang hingga
sekutu mengusir Jepang dari wilayah Surabaya. Ia harus merangkak keluar
dari campnya pada saat tentara Jepang pergi dari camp tersebut pada tahun
1945. Dari Surabaya ia kembali ke Blitar dan hingga saat ini beliau
menikah dan dikaruniai oleh beberapa anak serta cucu. Tapi luka lama masih
sangat membekas di hatinya.
Beberapa diantaranya masih beruntung, masih diterima kembali oleh keluarga
serta masyarakat sekitarnya. Ada yang menikah serta hidup berkecukupan.
Tapi masih banyak yang hidup menderita tanpa bantuan apa pun dari
pemerintah. Banyak juga dari mereka yang menjadi hilang ingatan, bunuh diri
serta hidup kekurangan.
Sungguh ironis memang kisah hidup mereka, satu sisi pemerintah Jepang
sepertinya sengaja membungkam diri serta membungkam negara-negara yang
pernah ia jajah dengan bantuan paket ekonominya yang sangat menggiurkan
dari sisi ekonomi nasional suatu negara termasuk Indonesia. Perjuangan para
mantan Jugun Ianfu dari berbagai negara dianggap seperti angin lalu saja
bagi pemerintah Jepang. Para mantan Jugun Ianfu hanya meminta
pertanggungjawaban berupa permintaan maaf serta bantuan materi dari
pemerintah Jepang. Karena banyak dari mereka yang hidup sengsara dan memerlukan
bantuan secepatnya.
Sejarah telah menorehkan tinta merah dan hanya ketulusan hatilah yang
sanggup menghapus kesalahan serta luka yang lama............In memoriam for
the victims of Jugun Ianfu in Indonesia. May God bless you and rest in peace.
|
|
|
Artikel 2
Jugun Ianfu: Seandainya
Saya Dulu Jelek
emah berkata “Seandainya saya dulu jelek. Gadis-gadis jelek dipulangkan
kerumah setelah beberapa hari atau minggu. Orang Jepang tidak menginginkan
mereka. Gadis-gadis cantik harus tinggal. Saya tetap tinggal disana. 3 tahun
lamanya saya tinggal di bordil militer mulai dari 1945”.
Emah (lahir tahun 1926 di Cimahi, Jawa – Barat) adalah seorang Jugun Ianfu
atau bahasa Inggrisnya comfort women. Istilah comfort women
biasanya ditujukan untuk gadis atau perempuan yang dipaksa melacur oleh Jepang
selama Perang Dunia II. Setelah rape of Nanking tahun 1938 yang benar-benar mengerikan, beberapa petinggi
militer Jepang menyarankan pimpinan militer Jepang untuk membuka pusat
rekreasi untuk para tentara yang bertempur di lini depan. Mereka percaya hal
ini berguna untuk menjaga tata tertib dan mental para tentara. Pusat rekreasi
ini juga dipercaya dapat mencegah para tentara mengidap penyakit seksual.
Sebenarnya pusat rekreasi ini adalah istilah halus untuk bordil militer.
Buku Schaamte en onschuld (rasa malu dan bersalah) karya antropolog
Belanda, Hilde Janssen, dan portret para Jugun Ianfu yang mengesankan karya
Jan Banning sudah ada dalam daftar buku yang harus saya baca sejak
terbitnya di bulan April 2010. Setelah membaca buku ini saya ingin berbagi
cerita di sini supaya dunia tahu sejarah Jugun Ianfu. Jan Banning juga
menerbitkan buku Comfort Women dengan teks oleh Hilde Janssen, buku
ini terbit dalam bahasa Belanda dan Inggris
Awal mula
Jugun Ianfu yang pertama kali datang ke Indonesia tahun 1942 berasal dari
Korea dan Cina. Sehubungan dengan naiknya permintaan untuk Jugun Ianfu dan
kurangnya jumlah para wanita dari Korea dan Cina, militer Jepang mulai merekrut
perempuan di Indonesia. Kebanyakan dari para perempuan ini diculik dari
rumah, di jalan (Sanikem, lahir 1926 di Yogyakarta) bahkan di sawah
selagi bekerja. Ada yang dijual oleh kepala desa ke Jepang seperti Kasinem
(lahir 1931 di Salatiga, Jawa-Tengah) dan Rosa (lahir 1929, Pulau Saumlaki
Maluku-Selatan). Yang termuda berumur 11 tahun, masih anak-anak. Tentara Jepang
merekrut anak dan laki-laki dewasa untuk dijadikan romusha atau heiho,
sementara para perempuan dipaksa bekerja di bordil militer.
Walaupun inisiatif militer, tetapi pengelola bordil militer berbeda-beda.
Ada beberapa bordil yang dikelola langsung di bawah pengawasan departemen
militer, ada bordil kepunyaan swasta. Para Jugun Ianfu yang bekerja di bordil
militer ini harus menggunakan nama Jepang mereka: Hana, Miko dsb. Para wanita
ini bekerja tiap hari dari siang hingga malam. Beberapa dari mereka bekerja
tanpa henti. Hari libur mereka dapat jika mereka menstruasi atau untuk tes
medis tiap bulan. Hanya sedikit Jugun Ianfu yang hamil. Menurut Giyem (lahir
1930 di Jawa-Tengah) dokter militer memberikan resep obat puyer (catatan:
mungkin sama seperti Morning After pil sekarang ini?) kepada semua
Jugun Ianfu untuk mencegah supaya mereka tidak hamil.
Selama bekerja sebagai Jugun Ianfu beberapa wanita ini mengingat tamu-tamu
bordil yang berlaku baik kepada mereka, tetapi mereka juga membenci tamu-tamu
yang kasar. Beberapa tamu kasar itu menganiaya Jugun Ianfu. Tanpa ragu mereka
mengancam akan menusuk Jugun Ianfu dengan bayonet tajamnya jika hasrat mereka
tidak dituruti.
Ada sejumlah Jugun Ianfu yang tidak bekerja di bordil militer. Beberapa dari
mereka ditawan di rumah seorang Jepang, sebagian dijemput di rumah mereka tiap
sore dan dibawa ke rumah orang Jepang. di mana mereka diperkosa setiap hari 3
tahun lamanya.
Akhirnya
Di akhir Perang Dunia II dan langsung setelah Jepang menyerah, bordil-bordil
militer ditutup. Para Jugun Ianfu bebas untuk pulang ke tempat asal mereka.
Beberapa memilih untuk tinggal di situ karena mereka takut menceritakan
kejadian sebenarnya ke keluarga mereka..Yang kembali ke tempat asal diterima
dengan baik oleh keluarga tetapi penduduk di sekitar mereka menghina dan
menyebut mereka sebagai bekas Jepang. Hal ini membuat sakit hati para Jugun
Ianfu. Ada juga Jugun Ianfu yang tidak bercerita ke seorang pun tentang
pengalaman buruknya ini. Seperti Sarmi (lahir 1930 Jawa – Tengah), ia tidak
pernah bercerita tentang ini, bahkan suaminya pun tidak tahu bahwa istrinya
adalah eks Jugun Ianfu. Menurut Sarmi ini adalah pilihan terbaik untuk tidak
membebani suaminya, anak-anak dan cucu-cucu mereka. Sarmi yakin bahwa dia
sangat berdosa karena dia membiarkan Jepang memperkosanya. Selain Sarmi ada
juga Jugun Ianfu yang tidak dapat mempunyai anak. Malu, segan dan trauma
membuat banyak Jugun Ianfu enggan diwanwancara di rumah sendiri oleh penulis
buku ini. Takut akan reaksi tetangga mereka hanya mau diwawancara di tempat
lain.
Pengakuan
Menurut data statistik, terdapat 200.000 korban kejahatan seksual di
negara-negara jajahan Jepang. Korban bukan hanya wanita dari Korea, Cina,
Malaysia, Singapore, Philipina dan Indonesia tetapi juga dari Inggris,
Australia dan Belanda. Wanita Eropa ini berada di wilayah jajahan Jepang pada
waktu itu.
Tahun 1992 Jugun Ianfu di Korea dan Cina memulai lobby lewat Jugun Ianfu
Advocacy Network untuk pengakuan resmi dari pemerintah Jepang tentang kejahatan
seksual di masa perang ini. Tujuan utama mereka setelah pengakuan resmi adalah
kompensasi untuk kerugian moral dan fisik yang mereka derita. LBH mengambil
contoh dari Korea dan Cina dan mulai mendaftar Jugun Ianfu di Indonesia.
Didaftar LBH ini tercantum 20.000 Jugun Ianfu berasal dari seluruh penjuru
Indonesia (bukan hanya Jawa dan Sumatra). Yang mengejutkan untuk saya,
pemerintah Indonesia ternyata menyarankan para Jugun Ianfu untuk tidak menuntut
pemerintah Jepang mengeluarkan pernyataan resmi dan kompensasi. Menurut pejabat
Indonesia akhir tahun 1990-an adalah tabu untuk menggali sisi gelap sejarah.
Mereka menganjurkan para Jugun Ianfu berhenti menuntut pemerintah Jepang. Sikap
pemerintah Indonesia yang mengecewakan ini sangat bertentangan dengan sikap
pemerintah Korea dan Cina yang sepenuhnya mendukung para Jugun Ianfu di negara
mereka.
Tidak peduli seberapa keras lobby ini, bahkan setelah kesaksian para Jugun
Ianfu di Jepang akhir tahun 1990-an, pemerintah Jepang hingga sekarang pun
tidak mengeluarkan pernyataan resmi tentang Jugun Ianfu. Saya bertanya-tanya
sampai kapan Jepang mengelak untuk bertanggung jawab? Para Jugun Ianfu sekarang
sudah sangat tua. Jika dalam jangka waktu dekat mereka tidak ada lagi, siapa
yang akan menuntut Jepang untuk pengakuan resmi?
Ada sebuah film dokumenter Omdat wij mooi waren (Karena kami dulu
cantik) ditayangkan di TV Belanda tanggal 15 Agustus 2010. Film ini dalam
bahasa Belanda, Bahasa Indonesa, Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa dengan terjemahan
dan narasi dalam Bahasa Belanda. Di film ini kita melihat penulis buku, Hilde
Janssen bersama dengan fotografer Jan Banning mewawancara dan memotret para
Jugun Ianfu. Mengharukan cerita mereka dan sangat kejam, tidak berperikemanusiaan
pengalaman mereka.
Catatan penulis
Menurut saya istilah Jugun Ianfu dalam bahasa Inggris, comfort women
itu istilah yang menyesatkan karena Jugun Ianfu dipaksa untuk melacur bukan
atas kemauan mereka sendiri. Mungkin sekarang ini Jugun Ianfu bisa
dikategorikan sebagai jaringan pedofilia karena banyak Jugun Ianfu yang yang
waktu itu berumur 11 tahun. Mereka itu masih anak-anak!
Kadang saya mengerti pilihan beberapa Jugun Ianfu di buku ini untuk berdiam
tentang masa lalunya. Saya mengerti ini karena ada 3 Jugun Ianfu di keluarga
saya dan suami saya. Mendengar cerita mereka sewaktu kecil dan setelah sekarang
dewasa saya mengerti. Selama membaca buku ini hati saya miris membayangkan
perasaan para Jugun Ianfu: malu, dipakai, kotor dan dikucilkan. Mudah-mudahan
kekejaman seperti ini tidak terjadi lagi. Kita harus belajar dari sejarah
bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar