Senin, 13 Mei 2013

Junggun Ianfu Sisi lain Masa Pendudukan Jepang di Indonesia




JUGUN IANFU
Sejarah kelam masa pendudukan Jepang di Indonesia. Tidak hanya yang kalian baca di LKS, yaitu dampak
pendudukan jepang dibidang ekonomi, sosial, mliter, dan bahasa. Ada sepenggal dampak pendudukan 
jepang yang tidak tertulis di dalam buku2 teks formal. Dampak menimpa perempuan2 Indonesia yang harus
terpaksa menjadi pekerja sex untuk para tentara jepang.


Sejarah tidak mengajarkan dendam. Sejarah dipelajari dengan tujuan agar manusia lebih bijaksana dengan
mengambil hikmah dari kejadian masa lalu. Sejarah diajarkan supaya kita bisa lebih mencintai tanah air kita.
Junggun ianfu sudah tiak ada lagi sekarang. Tetapi kalu kita mau lebih teliti melihat dan memperhatikan ada
benang merah yang masih terjadi smpai sekarang. Walaupu bentuknya lain, keprihatinandan penderitaan 
perempuan-perempuan Indonesia masih sering terjadi. Mengapa...??? apakah kita tidak bisa belajar dari sejarah.
Bacalah 2 artikel berikut !
Setelah membaca isilah lembar kerja berikut Ini !
Potong disni................................................................................................................................................

LEMBAR KERJA SISWA
Nama        : ..........................................................
Kelas         : ......................................................
No absen   : ....................................................

Tulislah kesan-kesanmu setelah membaca 2 artikel tentang junggun Ianfu !
.................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................

Menurutmu mengapa sampai terjdi perempuan- perempuan Indonesia menjadi korban menjadi junggun 
ianfu? tulis alasanmu !
......................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Tak inginkah kalian bangsa kita menjadi bangsa yang disegani, dihormati, dan dihargai oleh bangsa- bangsa
 lain didunia. Masih adakah kekerasan terhadap perempuan-perempuan Indoneis oleh bangsa lain ? 
mengapa bisa terjadi ? Apa yang hrs kita lakukan supaya tidak terjadi lagi kekerasan terutama kepada 
perempuan-prempuan Indonesia 0leh bangsa lain ? tuliskan pendapatmu !
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................

.....................................................................................................................................................................
.
................................................................................................


ARTIKEL 1
MEMOIR OF JUNGGUN IANFU
Suatu saat Kim Hak Sun, seorang wanita pemberani dari Korea Selatan pada tahun 1991 membuka suara tentang perlakuan para tentara Jepang di masa perang Dunia II.  Dari penuturannya tersebut, dunia tersentak. Kim Hak Sun menceritakan kisahnya sebagai budak nafsu para tentara Jepang yang menginvasi wilayah Korea dan sekitarnya di awal tahun 1940-an. Kisah hidupnya ini segara membuka mata dunia bahwa pasukan tentara Jepang di era PD II ternyata meninggalkan luka yang mendalam bagi kaum wanita di Asia.
                Dari sinilah, para mantan Jugun Ianfu diseluruh Asia segera memberanikan diri membuka suara. Wanita-wanita dari Korea, Taiwan, Thailand, Filiphina, Malaysia dan Indonesia segera membuka suaranya. Untuk di Asia Tenggara sendiri, para mantan Jugun Ianfu banyak terdapat di Indonesia. Ada ribuan wanita yang telah menjadi saksi bisu kekejian tentara Jepang pada era PD II.
                Mereka yang telah ditelantarkan selama puluhan tahun tanpa tahu harus kemana mengadu. Saya jadi ingat cerita teman saya tahun lalu. Pada saat natal tahun 2006, teman saya mengunjungi kampung halamannya di Blitar, Jawa Timur. Suatu saat ia mengunjungi sebuah panti jompo yang ternyata menampung para mantan Jugun Ianfu. Ia bercerita bahwa ada beberapa orang mantan Jugun Ianfu yang mengalami gangguan kejiwaan. Ada yang selalu tersenyum, tiba-tiba tertawa dan kemudian menangis setiap ia bertemu dengan seorang pria yang tidak ia kenal. Kenangan masa silamnya yang sangat menyiksa batin dan otaknya, mempengaruhi perkembangan jiwanya kini. Dan ada juga menurut teman saya, para mantan Jugun Ianfu yang tidak diterima masyarakat. Ia dicampakan oleh masyarakat karena sebagai mantan budak nafsu tentara Jepang. Ia diasingkan oleh masyarakat dan bahkan oleh keluarganya sendiri. Ia harus berjuang hidup dan sampai hari ini apabila beliau masih diberikan nafas oleh Yang Maha Kuasa, mungkin beliau masih hidup dalam kesendirian tanpa sanak saudara di panti jompo tersebut. Teman saya sampai menangis sewaktu bercerita kepada saya.
                Barusan saja saya menonton tayangan tentang kisah kehidupan para mantan Jugun Ianfu disebuah televisi swasta yang menjadi inspirasi buat saya untuk membuat tulisan ini. Beberapa diantaranya masih hidup. Salahsatu yang masih hidup saat ini berasal dari Cimahi, Ia diculik oleh tentara Jepang pada saat ia masih berumur 16 tahun. Kemudian ia dibawa kesebuah camp tentara Jepang dan disana ia diperiksa kesehatannya plus kegadisannya. Setelah lolos cek kesehatan, malam harinya Ia dipaksa melayani para tentara Jepang. Dan saat itulah ia kehilangan kegadisannya di umur yang masih belia, Ia sangat shock sekali sehingga memilih bunuh diri saja malam itu. Ketakutan yang amat sangat terpancar dari wajahnya pada saat ia menceritakan kisah hidupnya yang tragis tersebut.
                Dalam satu hari, ia harus mampu melayani 10 - 15 lelaki dan kalau malam ia harus melayani para opsir (kepala tentara) pasukan jepang. Apabila ia tidak mau melakukan hubungan seksual dengan mereka maka ia akan dipukuli. Beberapa kali ia mencoba menghabisi nyawanya karena ia sudah tidak kuat lagi.
                Ada lagi mantan Jugun Ianfu yang berasal dari Banjarmasin, karena harus dipaksa melayani nafsu bejat para tentara Jepang. Rahimnya harus diangkat, karena sudah rusak dan dikhawatirkan merusak kesehatannya. Hingga kini, beliau tidak mempunyai anak dan suami. Sahabatnya yang juga mantan Jugun Ianfu telah wafat beberapa tahun yang lalu dan kini ia harus hidup mandiri. Kisah hidupnya sangat tragis, saya membayangkan betapa sakitnya serta sedih yang tiada tara semasa diangkat rahimnya. Kehormatannya sebagai seorang wanita telah raib akibat kekejian tentara Jepang.
                Pengakuan mantan Jugun Ianfu dari Blitar lain lagi, ia dipaksa menjadi Jugun Ianfu sewaktu ia masih berumur 10 tahun. Dari tahun 1942 – 1945, ia harus berada di camp Jugun Ianfu yang berlokasi disebuah daerah di Surabaya. Tiap malam ia harus melakukan hubungan badan dengan para tentara Jepang. Dan pada saat para tentara itu mabuk, ia harus rela disiksa oleh mereka. Selama 3 tahun ia menjadi pelayan nafsu bejat tentara Jepang hingga sekutu mengusir Jepang dari wilayah Surabaya. Ia harus merangkak keluar dari campnya pada saat tentara Jepang pergi dari camp tersebut pada tahun 1945.  Dari Surabaya ia kembali ke Blitar dan hingga saat ini beliau menikah dan dikaruniai oleh beberapa anak serta cucu. Tapi luka lama masih sangat membekas di hatinya.
                Beberapa diantaranya masih beruntung, masih diterima kembali oleh keluarga serta masyarakat sekitarnya. Ada yang menikah serta hidup berkecukupan. Tapi masih banyak yang hidup menderita tanpa bantuan apa pun dari pemerintah. Banyak juga dari mereka yang menjadi hilang ingatan, bunuh diri serta hidup kekurangan.
                Sungguh ironis memang kisah hidup mereka, satu sisi pemerintah Jepang sepertinya sengaja membungkam diri serta membungkam negara-negara yang pernah ia jajah dengan bantuan paket ekonominya yang sangat menggiurkan dari sisi ekonomi nasional suatu negara termasuk Indonesia. Perjuangan para mantan Jugun Ianfu dari berbagai negara dianggap seperti angin lalu saja bagi pemerintah Jepang. Para mantan Jugun Ianfu hanya meminta pertanggungjawaban berupa permintaan maaf serta bantuan materi dari pemerintah Jepang. Karena banyak dari mereka yang hidup sengsara dan memerlukan bantuan secepatnya.
                Sejarah telah menorehkan tinta merah dan hanya ketulusan hatilah yang sanggup menghapus kesalahan serta luka yang lama............In memoriam for the victims of Jugun Ianfu in Indonesia. May God bless you and rest in peace.
Bottom of Form



Artikel 2

Jugun Ianfu: Seandainya Saya Dulu Jelek

emah berkata “Seandainya saya dulu jelek. Gadis-gadis jelek dipulangkan kerumah setelah beberapa hari atau minggu. Orang Jepang tidak menginginkan mereka. Gadis-gadis cantik harus tinggal. Saya tetap tinggal disana. 3 tahun lamanya saya tinggal di bordil militer mulai dari 1945”.

Emah (lahir tahun 1926 di Cimahi, Jawa – Barat) adalah seorang Jugun Ianfu atau bahasa Inggrisnya comfort women. Istilah comfort women biasanya ditujukan untuk gadis atau perempuan yang dipaksa melacur oleh Jepang selama Perang Dunia II. Setelah rape of Nanking tahun 1938  yang benar-benar mengerikan, beberapa petinggi militer Jepang menyarankan pimpinan militer Jepang untuk membuka pusat rekreasi untuk para tentara yang bertempur di lini depan. Mereka percaya hal ini berguna untuk menjaga tata tertib dan mental para tentara. Pusat rekreasi ini juga dipercaya dapat mencegah para tentara mengidap penyakit seksual. Sebenarnya pusat rekreasi ini adalah istilah halus untuk bordil militer.
Buku Schaamte en onschuld (rasa malu dan bersalah) karya antropolog Belanda, Hilde Janssen, dan portret para Jugun Ianfu yang mengesankan karya Jan Banning sudah ada dalam daftar buku yang harus saya baca sejak terbitnya di bulan April 2010. Setelah membaca buku ini saya ingin berbagi cerita di sini supaya dunia tahu sejarah Jugun Ianfu. Jan Banning juga menerbitkan buku Comfort Women dengan teks oleh Hilde Janssen, buku ini terbit dalam bahasa Belanda dan Inggris

Awal mula
Jugun Ianfu yang pertama kali datang ke Indonesia tahun 1942 berasal dari Korea dan Cina. Sehubungan dengan naiknya permintaan untuk Jugun Ianfu dan kurangnya jumlah para wanita dari Korea dan Cina, militer Jepang mulai merekrut perempuan di Indonesia. Kebanyakan dari para perempuan ini diculik dari rumah, di jalan (Sanikem, lahir 1926 di Yogyakarta) bahkan di sawah  selagi bekerja. Ada yang dijual oleh kepala desa ke Jepang seperti Kasinem (lahir 1931 di Salatiga, Jawa-Tengah) dan Rosa (lahir 1929, Pulau Saumlaki Maluku-Selatan). Yang termuda berumur 11 tahun, masih anak-anak. Tentara Jepang merekrut anak dan laki-laki dewasa untuk dijadikan romusha atau heiho, sementara para perempuan dipaksa bekerja di bordil militer.
Walaupun inisiatif militer, tetapi pengelola bordil militer berbeda-beda. Ada beberapa bordil yang dikelola langsung di bawah pengawasan departemen militer, ada bordil kepunyaan swasta. Para Jugun Ianfu yang bekerja di bordil militer ini harus menggunakan nama Jepang mereka: Hana, Miko dsb. Para wanita ini bekerja tiap hari dari siang hingga malam. Beberapa dari mereka bekerja tanpa henti. Hari libur mereka dapat jika mereka menstruasi atau untuk tes medis tiap bulan. Hanya sedikit Jugun Ianfu yang hamil. Menurut Giyem (lahir 1930 di Jawa-Tengah) dokter militer memberikan resep obat puyer (catatan: mungkin sama seperti Morning After pil sekarang ini?) kepada semua Jugun Ianfu untuk mencegah supaya mereka tidak hamil.
Selama bekerja sebagai Jugun Ianfu beberapa wanita ini mengingat tamu-tamu bordil yang berlaku baik kepada mereka, tetapi mereka juga membenci tamu-tamu yang kasar. Beberapa tamu kasar itu menganiaya Jugun Ianfu. Tanpa ragu mereka mengancam akan menusuk Jugun Ianfu dengan bayonet tajamnya jika hasrat mereka tidak dituruti.
Ada sejumlah Jugun Ianfu yang tidak bekerja di bordil militer. Beberapa dari mereka ditawan di rumah seorang Jepang, sebagian dijemput di rumah mereka tiap sore dan dibawa ke rumah orang Jepang. di mana mereka diperkosa setiap hari 3 tahun lamanya.

Akhirnya
Di akhir Perang Dunia II dan langsung setelah Jepang menyerah, bordil-bordil militer ditutup. Para Jugun Ianfu bebas untuk pulang ke tempat asal mereka. Beberapa memilih untuk tinggal di situ karena mereka takut menceritakan kejadian sebenarnya ke keluarga mereka..Yang kembali ke tempat asal diterima dengan baik oleh keluarga tetapi penduduk di sekitar mereka menghina dan menyebut mereka sebagai bekas Jepang. Hal ini membuat sakit hati para Jugun Ianfu. Ada juga Jugun Ianfu yang tidak bercerita ke seorang pun tentang pengalaman buruknya ini. Seperti Sarmi (lahir 1930 Jawa – Tengah), ia tidak pernah bercerita tentang ini, bahkan suaminya pun tidak tahu bahwa istrinya adalah eks Jugun Ianfu. Menurut Sarmi ini adalah pilihan terbaik untuk tidak membebani suaminya, anak-anak dan cucu-cucu mereka. Sarmi yakin bahwa dia sangat berdosa karena dia membiarkan Jepang memperkosanya. Selain Sarmi ada juga Jugun Ianfu yang tidak dapat mempunyai anak. Malu, segan dan trauma membuat banyak Jugun Ianfu enggan diwanwancara di rumah sendiri oleh penulis buku ini. Takut akan reaksi tetangga mereka hanya mau diwawancara di tempat lain.
Pengakuan
Menurut data statistik, terdapat 200.000 korban kejahatan seksual di negara-negara jajahan Jepang. Korban bukan hanya wanita dari Korea, Cina, Malaysia, Singapore, Philipina dan Indonesia tetapi juga dari Inggris, Australia dan Belanda. Wanita Eropa ini berada di wilayah jajahan Jepang pada waktu itu.
Tahun 1992 Jugun Ianfu di Korea dan Cina memulai lobby lewat Jugun Ianfu Advocacy Network untuk pengakuan resmi dari pemerintah Jepang tentang kejahatan seksual di masa perang ini. Tujuan utama mereka setelah pengakuan resmi adalah kompensasi untuk kerugian moral dan fisik yang mereka derita. LBH mengambil contoh dari Korea dan Cina dan mulai mendaftar Jugun Ianfu di Indonesia. Didaftar LBH ini tercantum 20.000 Jugun Ianfu berasal dari seluruh penjuru Indonesia (bukan hanya Jawa dan Sumatra). Yang mengejutkan untuk saya, pemerintah Indonesia ternyata menyarankan para Jugun Ianfu untuk tidak menuntut pemerintah Jepang mengeluarkan pernyataan resmi dan kompensasi. Menurut pejabat Indonesia akhir tahun 1990-an adalah tabu untuk menggali sisi gelap sejarah. Mereka menganjurkan para Jugun Ianfu berhenti menuntut pemerintah Jepang. Sikap pemerintah Indonesia yang mengecewakan ini sangat bertentangan dengan sikap pemerintah Korea dan Cina yang sepenuhnya mendukung para Jugun Ianfu di negara mereka.
Tidak peduli seberapa keras lobby ini, bahkan setelah kesaksian para Jugun Ianfu di Jepang akhir tahun 1990-an, pemerintah Jepang hingga sekarang pun tidak mengeluarkan pernyataan resmi tentang Jugun Ianfu. Saya bertanya-tanya sampai kapan Jepang mengelak untuk bertanggung jawab? Para Jugun Ianfu sekarang sudah sangat tua. Jika dalam jangka waktu dekat mereka tidak ada lagi, siapa yang akan menuntut Jepang untuk pengakuan resmi?
Ada sebuah film dokumenter Omdat wij mooi waren (Karena kami dulu cantik) ditayangkan di TV Belanda tanggal 15 Agustus 2010. Film ini dalam bahasa Belanda, Bahasa Indonesa, Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa dengan terjemahan dan narasi dalam Bahasa Belanda. Di film ini kita melihat penulis buku, Hilde Janssen bersama dengan fotografer Jan Banning mewawancara dan memotret para Jugun Ianfu. Mengharukan cerita mereka dan sangat kejam, tidak berperikemanusiaan pengalaman mereka.
Catatan penulis
Menurut saya istilah Jugun Ianfu dalam bahasa Inggris, comfort women itu istilah yang menyesatkan karena Jugun Ianfu dipaksa untuk melacur bukan atas kemauan mereka sendiri. Mungkin sekarang ini Jugun Ianfu bisa dikategorikan sebagai jaringan pedofilia karena banyak Jugun Ianfu yang yang waktu itu berumur 11 tahun. Mereka itu masih anak-anak!
Kadang saya mengerti pilihan beberapa Jugun Ianfu di buku ini untuk berdiam tentang masa lalunya. Saya mengerti ini karena ada 3 Jugun Ianfu di keluarga saya dan suami saya. Mendengar cerita mereka sewaktu kecil dan setelah sekarang dewasa saya mengerti. Selama membaca buku ini hati saya miris membayangkan perasaan para Jugun Ianfu: malu, dipakai, kotor dan dikucilkan. Mudah-mudahan kekejaman seperti ini tidak terjadi lagi. Kita harus belajar dari sejarah bukan?









Tidak ada komentar:

Posting Komentar